Kantor Walikota Banda Aceh |
Inilah ibu kota provinsi yang berada di ujung barat Nusantara. Sejarah mencatat Banda Aceh sebagai kota transit pelayaran internasional sekaligus pusat pendidikan, perdagangan, dan pemerintahan sejak masa lampau. Banda Aceh dikembangkan sebagai wisata bandar kota bernuansa Islam juga sekaligus untuk menelusuri sisa dari bencana Tsunami 2004 yang amat memilukan sekaligus sarat hikmah.
Sekira enam puluh persen infrastruktur kota Banda Aceh hancur akibat Tsunami 2004 lalu namun berkat keteguhan masyarakatnya, upaya pemerintah dan dukungan dunia internasional maka kota ini dibangun kembali. Ada ratusan cerita luar biasa dan menggugah perasaan tentang bencana Tsunami ketika Anda berkeliling di sekitar kota.
Kini Banda Aceh terus menggeliat menjadi gerbang pariwisata di pintu masuk bagian barat Indonesia. Di kota inilah Anda akan diajak menelusuri dan mengenang sisa era keemasan Kerajaan Aceh Darussalam dengan bonus kejutan alam yang tak kalah mengagumkan. Kerajaan Aceh Darussalam didirikan Sultan Johan Syah pada 1250 Masehi melanjutkan kebesaran yang sudah dibina kerajaan sebelumnya bercorak Hindu-Buddha seperti Indra Purba, Indra Purwa, Indra Patra, dan Indra Pura.
Ibu kota Kerajaan Aceh Darussalam dahulu adalah Banda Aceh Darussalam. Setelah 70 tahun bertempur dengan pemerintahan Hindia Belanda, kota ini kemudian berubah nama menjadi Kutaraja dimana tahun 1962 dinyatakan sebagai salah satu kota tua Islam di dunia. Hingga saat ini pun kehidupan sehari-hari masyarakat Banda Aceh sangat lekat dengan ajaran Islam.
Sisa era kebesaran Aceh Darussalam masih tersisa hingga saat ini meski beberapa rusak setelah bencana Tsunami 2004. Pemerintah Banda Aceh dan pihak terkait secara hati-hati mempertahankan sisa-sisa sejarah kebesaran Aceh dan menunjukkan bagaimana tanah rencong ini tumbuh tangguh secara islami yang harmonis hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain.
Kunjungi rumah penduduk di Lampulo dimana sebuah perahu nelayan mencengangkan terdampar di atap rumah seorang penduduk. Tak seorang pun ingin memindahkan kapal ini karena memiliki cerita dramatis tersendiri. Perahu tersebut menyelamatkan 59 orang saat Tsunami 2004. Jangan lewatkan pula untuk mengagumi Masjid Agung Baiturrahman yang masih berdiri kokoh.
Ulee Lheue merupakan pantai yang menghadap ke Selat Malaka dan Samudera Pasifik di bagian baratnya. Tempat ini menawarkan pemandangan Matahari terbenam terbaik di bagian barat Nusantara.
Bila Anda berada di Banda Aceh maka hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah manikmati dan menelusuri kota tua bersejarah ini. Tapakilah untaian cerita mengagumkan dari sejarah kota ini dan berbagi kisah memilukan dari tragedi Tsunami 2004 yang menggetarkan rasa kemanusiaan.
Anda dapat melangkahkan kaki lebih jauh berkeliling kota dengan bentor atau dengan bersepeda. Dapat pula mengendarai sepeda motor atau mobil sewaan. Beberapa titik tujuan yang dapat disambangi adalah berikut ini.
- Museum Tsunami Aceh
- Masjid Besar Baiturrahman
- Makam Sultan Iskandar Muda
- Taman Kota Krueng
- Komplek pemakaman Kerkhof Belanda dimana merupakan pemakamn tentara terbesar Hindia Belanda kedua setelah yang pertama berada di Belanda sendiri. Pemakaman ini adalah tepat di mana tentara Belanda dikuburkan setelah perang Aceh tahun 1873-1902.
- Museum Aceh
- Pemakaman Syiah Kuala
- Masjid Baiturrahim di Ulee Lheeue
Mengunjungi pasar induk Banda Aceh merupakan hal yang menarik, terutama bila Anda senang dengan fotografi. Beli beberapa hidangan, buah-buahan, atau sayuran lokal untuk bekal Anda. Suvenir dapat ditemukan di antara penjual barang-barang lokal.
Kapal Apung |
Mesjid Raya Baiturrahman |
Tempat Wisata Banda Aceh |
Gunongan |
Banda Aceh : Kota Bersejarah dan Wisata Tsunami Track
Reviewed by Fachri Ramadhan
on
06:04:00
Rating: