Pemandangan Kota Medan |
Dahulu, Medan merupakan rumah bagi para pedagang dan pelaut. Mereka bernaung di bawah kekuasaan Kerajaan Melayu Islam hingga akhirnya Kesultanan Aceh Darussalam berhasil menaklukkannya. Selama masa konflik, lokasi daratan digunakan sebagai medan perang antara dua kerajaan sehingga ada asumsi kata“medan” diterjemahkan secara harfiah dari kata lapangan atau medan.
Sejarah modern Medan telah dimulai pada 1860an ketika para pendagang menyadari potensi tanah vulkanik yang kaya untuk perkebunan. Tahun 1865 seorang pengusaha Belanda memperkenalkan tembakau di daerah tersebut sehingga mengantarkan Medan pada masa kemakmuranya. Alasan ini menyebabkan masuknya investasi asing dan aliran kapitalis Eropa. Tanaman tembakau, karet, kelapa sawit dan teh ditanam hapir di semua area di Medan. Dari sebuah desa kecil berikutnya Medan tumbuh menjadi sebuah kota kolonial yang makmur. Tahun 1886 Belanda menjadikan Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara hingga membuat penduduk Medan membengkak menjadi sekitar 80.000. Kini populasi warga Medan beragam, hampir setiap etnis ada di sini, seperti Batak, Melayu, Jawa, Minang, Aceh, India dan Cina.
Sekarang menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia. Pengaruh masa lalunya yang gemilang sebagai penghasil perkebunan meninggalkan jejak arsitektur Eropa di berbagai bangunan kota. Alhasil, saat ini Medan menjadi sebuah kota dengan perpaduan gaya hidup modern dan warisan kolonial.
Taman Buaya Asam Kumbang |
Mengasyikkan melihat objek wisata Taman Buaya Asam Kumbang (Crocodile Farm) sekitar 10km dari jantung kota. Tempat ini memiliki hampir 2.000 buaya dari berbagai ukuran dan spesies. Anda dapat melihat reptil ini menikmati makanan mereka dangan mencabik sampai hancur menggunakan gigi yang tajam. Anda bisa mempelajari lebih lanjut tentang hewan tersebut di sini. Souvenir yang terbuat dari kulit buaya juga dijual di sini. Tempat pembiakan buaya ini buka pukul 9:00 hingga 17:00.
Menikmati budaya dan memperkaya diri mengenai tradisi Indonesia dengan berkunjung ke Museum Negara adalah hal yang jangan dilewatkan. Di sini Anda bisa menemukan koleksi menarik peninggalan arkeologi berupa patung-patung abad ke-12 hingga sisa-sisa makam tokoh Islam.
Masjid Agung Medan adalah pemandangan yang mengesankan lengkap dengan kubah Arabesque dan lampu kristal. Di Istana Sultan Maimun Anda dapat melihat foto dan memorabilia masa-masa kejayaan kerajaan ini. Desain bangunan mencerminkan pengaruh Melayu tersebut dicat kuning yang menjadi warna kerajaan Melayu.
Istana Sultan Maimun |
Medan adalah tempat yang ideal untuk memulai petualangan Anda ke hutan Sumatera Utara yang liar. Hubungi tur operator di Medan untuk mengatur tur arung jeram atau trekking yang pasti akan membuat Anda terpesona keindahan alamnya.
Di Medan Anda dapat memilih moda transportasi mulai dari bus, taksi atau becak untuk berkeliling. Minibus lokal atau sudako adalah moda transportasi murah.
Taksi adalah cara yang murah dan nyaman untuk berkeliling. Pastikan Anda menggunakan taksi berargo atau jika tidak maka lakukan tawar menawar sebelum masuk ke dalam taksi.
Medan ramai dengan pusat perbelanjaan dan mall. Jika Anda menyukai barang-barang antik maka arahkan langkah ke Jalan A. Yani yang menjual segala macam barang antik khas Batak, Aceh dan Minang.
Berbelanja pakaian? Cobalah pergi ke Monginsi di Plaza atau penduduk setempat menyebutnya dengan “Monza”, kependekan dari Monginsi di Plaza. Nama ini diinspirasikan dari nama kawasan Jalan Monginsidi di Kota Medan yang menjadi pusat penjualan barang second hand. Plaza ini ini merupakan pusat perbelanjaan segala bentuk baju, kaos, celana panjang, celana pendek, baju wanita, jaket, sepatu, tas dan aneka barang lainnya yang semuanya adalah barang second hand.
Di Kampung Cina Medan di sekitar Jalan Sutomo Anda akan menemukan segala sesuatu mulai dari perkakas berat sampai bak mandi. Pastikan Anda mengawasi tas Anda karena di sini banyak copet.
Medan terkenal dengan bika ambonnya. Kue ini adalah kue lezat yang terbuat dari tepung beras. Kunjungi Jalan Majapahit untuk membeli bika ambon dan sirup marquisa terbaik.
Makanan di Medan seperti kebanyakan makanan ada di Sumatera yaitu bercita rasa pedas. Akan tetapi, jika Anda tidak suka makanan pedas maka masih dapat menemukan makanan yang sesuai dengan selera. Dari warung harga murah disisi jalan hingga ke restoran Cina, Jepang dan Korea, tersedia di sini.
Masjid Raya Al Mashun |
Medan : Kota Modern dan Warisan Kolonial Belanda
Reviewed by Fachri Ramadhan
on
03:07:00
Rating: